Pemkot Palangka Raya Maksimalkan Peran Kelurahan Antisipasi Karhutla

PALANGKA RAYA – Pemerintah Kota Palangka Raya memaksimalkan peran masyarakat di tingkat kelurahan dalam mengantisipasi bencana kebakaran hutan dan lahan yang mengancam wilayah Ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah.

“Sampai saat ini sudah terbentuk sejumlah kelurahan siaga dan tangguh bencana. Untuk itu kita akan memaksimalkan peran mereka dalam mengantisipasi bencana karhutla yang selalu menjadi ancaman saat kemarau,” kata Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin di Palangka Raya, Jumat.

Kelurahan siaga dan tangguh bencana merupakan pola antisipasi dan penanganan bencana alam yang melibatkan masyarakat secara langsung. Bekal manajemen pengelolaan bencana alam terutama kebakaran hutan dan lahan juga telah diberikan pemerintah melalui pelatihan.

Manajemen tersebut meliputi pemetaan bencana dan kebutuhan penanganan, rencana aksi hingga strategi upaya pemadaman di lapangan. Termasuk manajemen komunikasi dan koordinasi dengan lintas lembaga.

Menurut dia, dengan keterlibatan masyarakat di tingkat kelurahan, upaya antisipasi dan penanganan karhutla yang dilakukan pemerintah semakin maksimal. Potensi ancaman karhutla juga akan terdeteksi sejak dini sehingga lebih mudah ditangani.

Diantara kelurahan siaga dan tangguh bencana yang telah terbentuk di wilayah “Kota Cantik” yakni Kelurahan Kelurahan Tanjung Pinang, Panarung, Sabaru, Kalampangan dan Kameloh Baru.

Sementara itu, dalam rangka antisipasi dini pencegahan kebakaran hutan dan lahan 2021 Pemerintah Kota Palangka Raya sebelumnya juga telah mengikuti rapat koordinasi nasional secara daring.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya Emi Abriyani mengatakan setidaknya ada enam catatan yang diberikan presiden terkait antisipasi dini pencegahan karhutla.

Dia menerangkan, enam point itu berkaitan dengan peningkatan upaya pencegahan, pemenuhan infrastruktur untuk monitoring dan pengawasan. Kemudian meminimalkan kelalaian, penataan lahan gambut, pencegahan kebakaran meluas dan langkah penegakan hukum yang tegas.

“Terkait hal tersebut, tentu Pemko Palangka Raya siap bersinergi untuk melakukan upaya pencegahan karhutla. Di tahun 2020 yang lalu, pemkot dapat dikatakan sukses mencegah karhutla,” katanya.

Berdasar prakiraan BMKG, wilayah Pulau Kalimantan mulai memasuki masa peralihan menuju musim kemarau pada Mei-Juni 2021. Sedangkan untuk puncak kemarau diprediksi terjadi pada Agustus hingga September 2021. (Ant/Zk-2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *