PALANGKA RAYA – Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Yuas Elko, menyampaikan kabar gembira kepada seluruh masyarakat. Bahwa inflasi di daerah setempat masih di bawah nasional.
Yuas menyampaikan kabar ini usai mengikuti rakor mingguan untuk membahas inflasi bersama Mendagri Tito Karnavian, Senin (6/11/2023), yang berlangsung secara virtual. “Inflasi di Kalteng pada Oktober masih berada di bawah angka nasional, yakni 2,51 persen (y-o-y),” katanya.
Sementara itu, Mendagri Tito Karnavian mengungkapkan, inflasi bulan Oktober 2023 sebesar 2,56 persen (y-o-y). Terjadi kenaikan ketimbang bulan sebelumnya yang hanya 2,28 persen (y-o-y). Penyebab utamanya adalah transportasi, makanan dan minuman, serta tembakau.
“Sedangkan komoditas yang harganya naik saat ini adalah beras dan cabai. Di beberapa daerah sudah melakukan upaya untuk mengatasi inflasi cabai ini. Terlebih sekarang sudah mulai masuk pergantian musim hujan di sebagian wilayah,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Tito meminta para kepala daerah mencurahkan perhatian khuus terhadap inflasi. Ia meminta kepala daerah harus fokus untuk terus menekan angka inflasi, agar harga barang tetap stabil.
Sedangkan Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, lima besar komoditas utama penyebab inflasi di bulan Oktober 2023 adalah beras, bensin, cabai rawit, tarif angkutan udara, dan cabai merah.
“Beras merupakan penyumbang inflasi terbesar selama tiga bulan berturut-turut (Agustus-Oktober 2023), dengan inflasi 1,72 persen dan andil 0,06 persen. Produksi beras diperkirakan akan terus mengalami defisit hingga Desember 2023,” ungkapnya.
Amalia menyebut, hampir seluruh kota mengalami inflasi (y-o-y) yang lebih tinggi dibanding inflasi nasional di Oktober 2023. Secara nasional, pada minggu pertama November 2023, jumlah kabupaten/kota mengalami kenaikan indeks perkembangan harga (IPH) naik lima persen poin dari minggu sebelumnya. Kenaikan terjadi di wilayah Pulau Sumatera.
(TIM/ZK-1)