PALANGKA RAYA – Mendagri Tito Karnavian meminta semua daerah serius menangani inflasi. Sebab, inflasi bersifat dinamis.
“Sesuai arahan Bapak Presiden, kita tetap harus terus mewaspadai inflasi. Jangan sampai kita bosan, sehingga akhirnya inflasi menjadi tidak terkendali. Karena sekali tidak terkendali akan sulit mengatasinya,” Dalam rakor tersebut, Pemprov Kalteng diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Setdaprov Kalteng Sri Widanarni, yang hadir secara virtual dari Ruang Rapat Bajakah, Kantor Gubernur Kalteng.
Menurut Tito, kegiatan intervensi di pasar memiliki beberapa manfaat. Antara lain, para penimbun barang dan para mafia pangan bisa diminimalisasi, baik di tingkat nasional maupun di tingkat lokal.
Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, BPS, Pudji Ismartini menambahkan, setelah persisten mengalami inflasi sepanjang Januari-Juli 2023, bawang putih mulai menunjukkan penurunan harga pada dua bulan terakhir.
“Pada September 2023, secara bulan ke bulan, bawang putih mengalami deflasi sebesar 2,71 persen, dengan menyumbang andil deflasi sebesar 0,01 persen,” ujarnya.
Sedangkan harga gula pasir kembali meningkat pada September 2023 sebesar 1,39 persen (bulan ke bulan). Begitu juga dengan harga jagung pipilan di tingkat pedesaan (petani). Harganya naik pada September 2023, dengan inflasi 1,41 persen. Inflasi jagung pipilan ini menyumbang andil terhadap komponen biaya produksi dan penambahan barang modal sebesar 0,0061 persen.
Usai mengikuti rakor tersebut, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalteng Riza Rahmadi mengatakan, bahan pokok di daerah setempat masih aman terkendali. Beras medium juga harganya sudah mengalami penurunan.
“Kita harapkan harga beras medium bisa terus terkendali,” imbuhnya.
Menurut Riza, Pemprov Kalteng sudah melakukan inovasi beras subsidi untuk mengimbangi laju tren kenaikan harga beras premium.
(TIM/ZK-1)