PALANGKA RAYA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalteng menggelar Penggerakan Massa Aksi Bergizi, Jumat (16/6/2023). Kegiatan tersebut yang dipusatkan di SMAN 5 Palangka Raya tersebut melibatkan sekitar 1.000 pelajar.
Kegiatan ini merupakan salah satu strategi dalam meningkatkan kepatuhan konsumsi TTD (tablet tambah darah) pada remaja putri. Dengan harapan para remaja putri konsisten mengkonsumsi TTD secara teratur agar terhindar dari anemia.
Kepala Dinkes Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul mengatakan, pencegahan masalah gizi pada anak usia remaja, bisa dilakukan dengan menjaga pola hidup sehat dan makan makanan bergizi seimbang. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan intervensi gizi spesifik dan sensitif oleh seluruh pihak.
“Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat dan dapat dialami oleh berbagai kalangan umur,” kata Suyuti.
Untuk mengatasi hal tersebut, berbagai cara dilakukan oleh pemerintah. Salah satunya dengan pemberian TTD sebanyak satu tablet per minggu selama satu tahun. Tablet ini khusus untuk remaja putri yang berusia 12-18 tahun.
Namun, prevalensi anemia pada remaja putri masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain, kepatuhan untuk minum mengkonsumsi TTD tersebut.
Suyuti bilang, kualitas kesehatan remaja menjadi kunci penting dalam mencegah stunting. Intervensi untuk mencegah terjadinya peningkatan prevalensi stunting dapat dilakukan pada siklus daur hidup di tahap remaja, yang merupakan calon ibu.
“Remaja yang telah dipersiapkan sejak dini untuk mengetahui permasalahan stunting, sama dengan mempersiapkan ibu yang memiliki pengetahuan cukup dalam pemenuhan gizi anak, untuk mencegah stunting,” katanya.
Suyuti mengakui, stunting merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling serius dan masih menjadi tantangan di dunia. Kejadian stunting merupakan permasalahan yang semakin banyak ditemukan di negara berkembang, termasuk di Indonesia, khususnya Kalteng.
(TIM/ZK-1)