JAKARTA – Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin, menerima kunjungan silaturahim Menteri Wakaf Suriah, H.E. Moh. Abo Al-Kheir Chukri, di kediamannya di Cimanggis, Depok. Kunjungan tersebut turut dihadiri Mufti Damaskus Abdul Fattah Al-Bizem, Cendekiawan Damaskus Syekh Mohamad Dib Rajab, serta Duta Besar Suriah untuk Indonesia, Abdulmonem Annan.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat hampir dua jam itu, kedua pihak membahas penguatan hubungan bilateral Indonesia–Suriah, khususnya dalam bidang keagamaan dan pendidikan. Ma’ruf Amin menekankan pentingnya kolaborasi antarnegara Muslim dalam pengembangan ilmu syariah dan kaderisasi ulama.
“Saya berharap kerja sama antara Suriah dan Indonesia terus diperkuat, terutama dalam mencetak kader ulama masa depan (mufaqihina fiddin),” ujar KH. Ma’ruf Amin, Sabtu (1/11).
Menteri Wakaf Suriah, Moh. Abo Al-Kheir Chukri, menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dari KH. Ma’ruf Amin. Ia menilai Indonesia sebagai negara Muslim terbesar yang berhasil menjaga perdamaian, keberagaman, dan persatuan umat.
“Suriah kini memasuki fase pembangunan kembali pascakonflik. Kami membuka ruang kolaborasi dengan berbagai negara, termasuk Indonesia, dalam pengembangan pendidikan Islam, riset keilmuan, dan ekonomi umat,” kata Chukri.
Ia menambahkan, Indonesia dikenal dengan kekuatan akhlak, sementara Suriah dikenal dengan kedalaman ilmu.
“Jika akhlak dan ilmu bertemu, dunia Islam akan mendapat manfaat besar,” ujarnya.
Dalam pertemuan itu, kedua pihak juga menyinggung kesamaan dalam tradisi keilmuan. Indonesia dan Suriah sama-sama mengikuti mazhab akidah Imam Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Manshur Al-Maturidi. Suriah memiliki tokoh besar seperti Imam Nawawi Ad-Dimasqi, sedangkan Indonesia dikenal dengan Syeikh Nawawi Al-Bantani.
Ma’ruf Amin mengaku mengagumi ulama Damaskus, termasuk Syeikh Ramadhan Al-Buthi.
“Saya banyak membaca dan mengkaji karya-karyanya,” ucapnya.
Ia menegaskan pentingnya ta’awun (kerja sama kebaikan) antarnegara Muslim untuk memperkuat pendidikan Islam dan kemanusiaan. Sinergi Indonesia–Suriah, menurutnya, akan berdampak luas tidak hanya bagi kedua negara, tetapi juga bagi dunia Islam secara global.
Dengan semangat persaudaraan dan saling belajar, pertemuan tersebut diharapkan menjadi langkah konkret mempererat hubungan keagamaan, pendidikan, dan kebudayaan antara Indonesia dan Suriah. (ali/dot)





