PALANGKA RAYA – Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, H. Edy Pratowo, secara resmi membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Penurunan Stunting (PPS) se-Kalimantan Tengah Tahun 2025 yang digelar di Aula Bapperida Provinsi Kalteng, Senin (14/4/2025).
Dalam sambutannya, Wagub menegaskan bahwa persoalan stunting masih menjadi tantangan serius yang mengancam kualitas sumber daya manusia dan daya saing bangsa, termasuk di wilayah Kalimantan Tengah.
“Stunting adalah salah satu isu prioritas yang masuk dalam Program 100 Hari Gubernur dan Wakil Gubernur. Upaya penanganannya kami selaraskan dengan program pemerintah pusat, khususnya Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, melalui dukungan terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG), Lumbung Pangan Nasional, serta langkah-langkah pencegahan stunting,” jelas Edy.
Ia menyebutkan bahwa berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI), angka prevalensi stunting di Kalimantan Tengah menunjukkan tren penurunan sebesar 3,4 persen. Dari 26,9 persen pada tahun 2022, turun menjadi 23,5 persen di tahun 2023.
“Untuk tahun 2025, target kita adalah menurunkan angka tersebut hingga mencapai 20,6 persen. Guna mewujudkannya, diperlukan langkah-langkah strategis dengan memperkuat sinergi lintas sektor. Konvergensi program antara berbagai pemangku kepentingan harus ditingkatkan, mencakup pemetaan kebutuhan, perencanaan, alokasi anggaran, hingga penyusunan rencana kerja yang menyeluruh,” lanjutnya.
Wagub juga menekankan pentingnya pendekatan kolaboratif dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting. Menurutnya, gerakan ini harus dilakukan secara sistematis, terintegrasi, dan menyasar kelompok-kelompok prioritas demi mencegah munculnya kasus baru.
“Penanganan stunting memerlukan intervensi yang cepat, tepat, dan komprehensif. Dampaknya sangat besar, tidak hanya bagi anak-anak yang terdampak secara langsung, tetapi juga berimplikasi pada kesejahteraan keluarga dan arah pembangunan daerah dalam jangka panjang,” tandasnya. (yud/dodi)