PALANGKA RAYA – Semangat swasembada pangan terus digelorakan di Kalimantan Tengah. Salah satunya ditandai dengan panen raya serentak yang berlangsung di Desa Pantik, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Selasa (8/4/2025).
Dalam momentum ini, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP) Provinsi Kalimantan Tengah menegaskan komitmennya untuk mendukung kebijakan pangan nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.
Retno Nurhayati Utaminingsih, Sekretaris Dinas TPHP Provinsi Kalteng yang mewakili Kepala Dinas, menyambut baik kebijakan harga Gabah Kering Panen (GKP) yang ditetapkan Presiden. Menurutnya, hal ini memberikan kepastian harga yang mendorong semangat petani dalam menyambut musim tanam berikutnya.
“Harga GKP ini menjadi kabar baik, terutama menjelang panen. Petani lebih percaya diri karena nilai jualnya lebih terjamin,” ungkap Retno.
Dinas TPHP Kalteng juga terus aktif melakukan pendampingan teknis dan pengawalan program dari hulu hingga hilir. Kolaborasi dengan dinas kabupaten/kota dan berbagai pihak terus diperkuat.
“Dukungan kami mencakup cetak sawah, bantuan sarana produksi, peningkatan kapasitas kelompok tani, dan percepatan masa tanam. Semua dilakukan bersama para petani sebagai ujung tombaknya,” tambahnya.
Sebagai langkah strategis ke depan, Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah tengah mempersiapkan hilirisasi hasil pertanian melalui pembangunan pabrik perberasan dengan kapasitas 3–4 ton per jam.
“Ini bukan hanya soal hasil panen, tapi juga bagaimana meningkatkan nilai tambah, memperpendek rantai distribusi, dan menjaga stabilitas harga di tingkat petani dan konsumen,” lanjut Retno.
Berdasarkan data Survei Kerangka Sampel Area (KSA) dari BPS, luas panen Januari–April 2025 di Kalimantan Tengah mencapai 33.669 hektare dengan total produksi padi sekitar 112.766 ton Gabah Kering Giling (GKG).
Untuk April saja, luas panen sekitar 11.341 hektare menghasilkan 37.744 ton GKG, setara 22.420 ton beras. Panen tersebar di sejumlah kabupaten seperti Kapuas, Barito Utara, Seruyan, Pulang Pisau, dan lainnya.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas TPHP, H. Irpan Rianto, menyampaikan bahwa data ini mengacu pada kondisi tanaman di berbagai fase pertumbuhan seperti generatif dan vegetatif.
“Di lokasi panen Desa Pantik, hasil ubinan menunjukkan potensi panen 6,33 ton/ha GKP atau setara 5,42 ton GKG. Ini jadi bukti nyata bahwa produksi kita menjanjikan,” ujarnya.
Irpan juga mendorong para petugas di lapangan, mulai dari tingkat kabupaten hingga kecamatan, untuk aktif mencatat data luas panen dan produksi.
Menurutnya, pencatatan yang tepat sangat penting. “Kalau kita lihat data tanam Oktober 2024–Januari 2025 ada 57.999 hektare, sementara prediksi panen Januari–April baru 33.669 hektare. Jadi, masih ada selisih 24.330 hektare yang harus kita kawal datanya,” pungkas Irpan. (yud/dodi)