Palangka Raya – Dalam rangka menanggulangi potensi banjir, Pemerintah Kota Palangka Raya, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), segera mengambil langkah strategis dengan mendirikan posko di setiap titik rawan banjir yang tersebar di seluruh kelurahan. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi dampak bencana yang semakin meningkat, seiring dengan intensitas curah hujan yang tinggi dalam beberapa pekan terakhir.
Kepala BPBD Kota Palangka Raya, Hendrikus Satriya Budi, menjelaskan bahwa pendirian posko bertujuan untuk mempercepat penanggulangan bencana secara terkoordinasi.
“Posko ini akan menjadi pusat koordinasi dan pengendalian dalam menghadapi situasi darurat, memastikan respons cepat, serta perlindungan maksimal bagi masyarakat,” ujar Hendrikus pada Jumat (6/12/2024).
Setiap posko akan dilengkapi dengan personel yang siaga 24 jam, serta peralatan darurat seperti perahu karet, pelampung, dan alat komunikasi. Posko juga berfungsi sebagai pusat distribusi logistik dan informasi bagi warga yang terdampak banjir.
Palangka Raya dikenal sebagai daerah yang rawan banjir, terutama di wilayah rendah yang dekat dengan aliran sungai. Peningkatan curah hujan belakangan ini menjadikan daerah ini lebih rentan terhadap bencana banjir. Oleh karena itu, BPBD mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan segera melapor jika melihat tanda-tanda potensi banjir di lingkungan mereka.
“Kami meminta warga untuk mengikuti prosedur evakuasi yang disarankan, menjaga keselamatan keluarga, dan memanfaatkan posko sebagai pusat informasi dan bantuan,” tambahnya.
Upaya mitigasi bencana ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari dinas terkait, organisasi masyarakat, hingga relawan lokal. Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan dapat memaksimalkan langkah-langkah penanggulangan banjir, demi meminimalkan dampak yang ditimbulkan.
“Keterlibatan aktif masyarakat sangat penting. Kami butuh dukungan semua pihak agar dampak banjir dapat ditekan seminimal mungkin,” tutup Hendrikus. (yud/dodi)