Medan – Pesilat asal Kalimantan Tengah, Ikhsan Mabrur Ridho, harus mengakui keunggulan lawannya setelah kalah dari pesilat Bangka Belitung, Mahpud Efendi, dalam pertandingan silat kelas E putra di babak perdelapan (1/8) final Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI.
Ikhsan, yang bertanding di sudut merah, tampil agresif dengan banyak melakukan tendangan. Namun, strategi tersebut berhasil diantisipasi oleh Mahpud yang bermain lebih tenang dan taktis.
Mahpud sering kali menunggu serangan Ikhsan, lalu melakukan bantingan yang efektif, membuatnya unggul jauh dalam perolehan angka.
Dalam pertandingan tersebut, Mahpud berhasil melakukan 10 kali bantingan dan mendapat 4 verbal warning serta satu reprimand dari wasit. Sementara itu, Ikhsan hanya mampu melakukan satu bantingan, dengan 4 verbal warning, 2 reprimand, dan satu warning.
Pelatih Silat Kalteng, Usman Effendi dan Anton Argarandi, mengatakan hasil ini menjadi bahan evaluasi ke depan. Mereka mengakui bahwa pengalaman dan jam terbang Ikhsan masih kalah jauh dibandingkan lawannya.
“Persiapan menuju PON belum terlalu lama, hanya sekitar empat bulan terakhir dengan latihan intensif di Sampit, dilanjutkan tiga bulan latihan di Malang. Tapi dengan usianya yang masih belasan tahun, masuk ke PON sudah merupakan prestasi yang membanggakan,” ucapnya.
Selain itu, berharap akan ada lebih banyak kejuaraan di Kalimantan Tengah untuk meningkatkan pengalaman bertanding serta kepercayaan diri para atlet.
“Saya sampaikan permohonan maafnya karena belum bisa memberikan hasil terbaik untuk Kalteng di PON XXI. Tryout sudah dilakukan di Nganjuk, Madura, dan Malang sebanyak dua kali. Saya mohon maaf belum bisa meraih juara,” ungkapnya.
Meskipun gagal kali ini, semangat Ikhsan diharapkan dapat terus berkembang di kejuaraan-kejuaraan mendatang. (yud/dodi)