Mentan Pimpin Rapat Optimalisasi Lahan dan Cetak Sawah di Kalteng

Palangka Raya – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng), melaksanakan Rapat Koordinasi Optimasi Lahan  dan Cetak Sawah Provinsi Kalimantan Tengah Bersama  Menteri Pertanian Republik Indonesia, di Aula Jayang Tingan (AJT) kantor Gubernur Kalteng, Selasa (20/8/2024).

Menteri Pertanian Republik Indonesia (RI) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan rasa bangga terhadap Kalimantan Tengah, karena tadi dapat dilihat bahwa Kalteng memiliki potensi seperti ada lahan 2,7 hektare, dari 2,7 hektare dibutuhkan 500 ribu untuk padi.

“Kalau kita kerjakan baik-baik 3 tahun ke depan selesaikan, artinya shortage pemerintah 4 juta ton itu bisa diselesaikan di Kalimantan. Dananya kita siapkan dari pusat, saya ulang, solusi untuk pangan itu bisa diselesaikan dari Kalimantan Tengah,”ucapnya.

Sementara, itu Gubernur Kalimantan Tengah H Sugianto Sabran melalui Asisten Ekbang Sri Widanarni mengatakan, sebagai penerima kegiatan upsus oplah irigasi dan pemompaan rencana cetak sawah rencana  tahun anggaran 2025, seluas 510.000 hektaree yang tersebar di 14 Kabupaten aKota se-Kallteng, termasuk dengan kunjungan kali ini untuk melakukan rapat koordinasi oplah dan meninjau kawasan food estateestate di Dadahup Kabupaten Kapuas.

“Alokasi perpompaan di Provinsi Kalteng sebanyak 84 unit dan sudah terealisasi sebanyak 56 unit di Kabupeten Barito Utara 10 unit, Kapuas 22 unit, Kotawaringin Timur 10 unit, Seruyan 7 unit, Lamandau 2 unit dan Barito Timur 5 unit,” tambahnya.

Terkait untuk pelaksanaan kegiatan upsus optimalisasi lahan rawa di Provinsi Kalteng didahului dengan kegiatan survei investigasi dan desain (SID).

“Dilanjutkan dengan kegiatan kegiatan kontruksi berupa perbaikan infrastruktur pengairan di lahan usaha tani yang dilaksanakan dengan TNI Angkatan Darat dan bantuan olah tanah yang dilakukan oleh petani,” lanjutnya.

Sampai saat ini, realisasi kontrak SID seluas 53.375 hektaree atau 98 persen, kontrak kontruksi dengan kodim seluas 45.763 hektare atau 88 persen, dan kontrak kerja sama dengan petani untuk olah tanah seluas 16.391 hektare atau 36 persen.

“Seperti kita ketahui bersama upaya-upaya optimalisasi lahan dan cetak sawah baru ini, merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam rangka meningkatkan produktivitas pangan khususnya padi yang perlu, untuk kita dukung bersama,” ungkapnya. (yud/dodi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *