Kisah Suami Istri Petani, Diminta Jaga Tanah, Diolah Jadi Kebun Sayuran

PALANGKA RAYA – Suasana di pagi ini terasa sejuk dan terasa segar, di kala sang mentari pagi ini belum terlalu menampakkan diri.

Senyum terpancar dari raut wajah yang sudah tidak muda lagi, iya  pasangan suami istri, Bapak Jainal dan Ibu Hartini, meski badan sudah tidak kuat seperti dulu namun semangat dan kerja kerasnya patut kita ambil sebagai pelajaran.

Pagi hari hingga sore semangat pasangan ini mengurus perkebunan  seluas 54×84 M, dengan sederet tanaman yang baru sebagian tumbuh, dan ada juga sudah mekar berbaris sangat rapi memanjang diatas tanah tersebut tepat di Jalan Rajawali, Senin (5/8/2024).

Motor yang kutunggangi saat keluar dari Jalan Mahir Mahar km 8 pun terhenti, selepas itu kulangkahkan kakiku memasuki pekarangan yang dipenuhi tanaman sayuran.  Aku pun disambut senyum ramah Bapak Jainal yang saat itu tengah bekerja di kebunnya, obrolan pun mengalir lancar diantara kami.

“Bapak sudah lama bekerja di sini,” tanyaku.

Ia pun menjawab.

“Saya bersama istri mulai membangun kebun ini dari tanah yang hanya tanah berbahan granit, bapak mulai garap dengan alat seadanya hanya dengan modal cangkul, ditanam berbagai macam tanaman, mulai sayur kol, jagung, cabe, dan sayuran lain,” ucapnya.

Ia pun berkisah, dalam proses penggarapan lahan, selama ini  dia dibantu oleh sang istri yang biasa disapa Ibu Hartini. Mereka merawat tanaman sejak awal, hingga bisa menghasilkan sayur-sayuran di atas tanah tersebut. Kendati lagi tanah yang mereka garap bukan tanah milik mereka. Sebab mereka hanya diminta menggarap tanah tersebut dan menjaganya. Tidak hanya itu pemilik tanah pun tidak meminta bagi dari hasil tanaman tersebut.

“Sebenarnya tanah ini juga bukan milik kami, karena pemiliknya meminta untuk menjaga dan merawat tanah ini, lalu kami berinisiatif membuat kebun dan alhamdulillah hasilnya hingga sekarang dan kami pernah mau berbagi hasil tapi pemilik tidak minta hasil tanaman ini, dia berkata ini hasil (tanaman, Red) punya bapak, jerih payah bapak, hak bapak saya tidak tidak minta apa-apa,” kisahnya.

Untuk pemasaran, ujarnya, orang langsung datang ke kebun dan langsung memilih sayuran. Karena kalau dari sini (kebun) mereka bisa memilih sayuran yang masih segar.

“Alhamdulillah Mas, kalau untuk hasil kebun ini sendiri ada saja buat kebutuhan sehari-hari, karena kita juga saat ini tinggal hanya berdua dengan istri, dua anak saya sudah berkeluarga semua dan tinggal bersama keluarga mereka, jadi kami menikmati hasil kebun berdua dengan istri, disyukuri aja Mas karena hidup ini kalau kita mensyukuri insya allah rezeki akan lancar,” ungkapnya. (yud/dodi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *