PALANGKA RAYA – Karya-karya intelektual yang meliputi ilmu pengetahuan, seni, sastra, dan inovasi teknologi, akan mempengaruhi pertumbuhan masyarakat dan pengembangan ekonomi.
“Disadari atau tidak, kekayaan intelektual memiliki potensi ekonomi. Mengingat kekayaan intelektual berkaitan erat dengan manfaat ekonomi,” kata Sahli Gubernur Kalteng Bidang Kemasyarakatan dan SDM Suhaemi, saat membuka kegiatan promosi dan diseminasi indikasi geografis, Kamis (22/2/2024), di Palangka Raya.
Apabila berbicara mengenai kekayaan intelektual indikasi geografis, maka kita berbicara mengenai kekayaan produk daerah. Baik dalam bentuk sumber daya alam, barang kerajinan tangan, maupun hasil industri.
Memiliki luas wilayah 153.444 kilometer persegi, Provinsi Kalteng sangat kaya akan hasil produk sumber daya alam. Termasuk kerajinan tangan yang berpotensi untuk didaftarkan menjadi indikasi geografis.
“Kotawaringin Timur merupakan satu-satunya kabupaten yang berhasil mendaftarkan produk unggulan daerahnya, yakni beras Siam Epang Sampit menjadi indikasi geografis. Saat ini telah diajukan pula pendaftaran indikasi geografis dari Barito Utara, yaitu beras Talun Koyem. Saat ini masih dalam proses penyempurnaan dokumen deskripsi,” katanya.
Suhaemi mengungkapkan, Gunung Mas dengan produk perkebunan berupa kopi dengan cita rasa khas, perlu segera didaftarkan menjadi indikasi geografis. Mengingat tren kesadaran masyarakat untuk minum kopi dan menghargai kopi, terus meningkat. Ini terlihat dari banyaknya kedai kopi yang tidak pernah sepi pengunjung.
Dengan didaftarkannya indikasi geografis pada produk unggulan daerah, akan mencegah pemalsuan pada produk yang kualitasnya sebenarnya tidak sebaik aslinya. Sehingga produk yang terdaftar tersebut akan menaikkan harga jual, karena telah teruji dan terbukti kualitas dan reputasinya.
(TIM/ZK-1)