Ribuan Jemaah Hadiri Peringatan Isra Mikraj di Masjid Agung Kubah Kecubung

PALANGKA RAYA – Ribuan jemaah berkumpul di Masjid Agung Kubah Kecubung, Palangka Raya, Jumat (9/2/2024) malam. Mereka menghadiri aruh ganal haul ke-19 Abah Guru Sekumpul.

Sekda Provinsi Kalteng Nuryakin menghadiri acara yang dirangkai dengan peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW 1445 Hijriah, sekaligus doa bersama untuk keselamatan bangsa tersebut.

Hadir juga unsur Forkopimda Provinsi Kalteng, dan Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang KSDM Suhaemi. Selain itu, Pj Wali Kota Palangka Raya Hera Nugrahayu, Ketua MUI Kalteng Khairil Anwar, Ketua Yayasan Masjid Kubah Kecubung KH Zainal Arifin, dan Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Palangka Raya M Syahrun. Tuan Guru Sadudin Salman yang memimpin acara tersebut. Ia merupakan Imam Musala Ar Raudah, Sekumpul-Martapura.

Pembacaan ayat suci Al-Qur’an mengawali kegiatan tersebut. Berlanjut dengan tausiyah oleh Tuan Guru Sadudin Salman. “Isra Mikraj menjadi momentum bagi kita semua untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT,” katanya. 

Menurut Tuan Guru Sadudin Salman, esensi Isra Mikraj mendorong kita untuk meningkatkan solidaritas umat dalam menjaga dan memelihara harmoni kehidupan. Kehidupan yang inklusif dan tidak eksklusif, kehidupan yang harmonis dan serasi dalam sebuah bangsa yang majemuk.

Dalam kesempatan tersebut, ia mengajak umat Islam mempertebal keyakinan kepada Allah SWT, meyakini kebenaran atas risalah kenabian Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Pencipta Alam Semesta.

“Bulan Rajab adalah salah satu waktu yang baik untuk bertobat dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Rasulullah SAW telah banyak mendorong umat muslim untuk bersikap pemaaf pada orang lain melalui contoh perbuatannya semasa hidup,” katanya.

Tuan Guru Sadudin Salman menyampaikan hadis-hadis yang mencakup pentingnya meminta maaf, mengajarkan nilai-nilai kemurahan hati, kesadaran akan kesalahan, serta upaya untuk memperbaiki diri. 

Hadis tentang meminta maaf yang diriwayatkan dalam HR. Bukhari dan Ad Dailami, menyatakan, “Iman yang paling utama adalah sabar dan pemaaf atau lapang dada.” Dengan kata lain, pemaafan adalah salah satu bentuk nyata dari iman yang mendalam.

(TIM/ZK-1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *