PALANGKA RAYA – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalteng mengevaluasi kinerja selama tahun 2023. Rapat evaluasi itu untuk mengukur kinerja setahun lalu.
Ketua FKPT Kalteng Khairil Anwar mengungkapkan, sepanjang 2023 lalu, pihaknya telah melaksanakan sejumlah program dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Antara lain, bidang humas, media massa, dan hukum di Kapuas. Kemudian, bidang perempuan dan anak di Katingan.
Khairil mengakui, masih banyak program yang belum beres. Bahkan, koordinasi antara BNPT dan FKPT masih sering terjadi kesalahpahaman. Hal itu membuat pelaksanaan program masih perlu dibenahi.
“Persoalan lain yang perlu kita sikapi bersama adalah kerja sama dengan lembaga lain. Kita perlu menggandeng sejumlah pihak, seperti Dewan Adat Dayak (DAD), Badan Kesbangpol, dan perangkat daerah lainnya,” kata Khairil.
Kerja sama tersebut agar keberadaan FKPT di Kalteng bisa dirasakan banyak pihak, terutama masyarakat. Apalagi dengan kondisi dana yang minim, FKPT sangat membutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak. Sehingga sejumlah program dalam upaya pencegahan terorisme di Kalteng bisa berjalan maksimal.
Secara umum, jelas Khairil, indeks potensi radikalisme (IPR) di Kalteng memang sudah menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan IPR Kalteng kini berada di bawah rata-rata nasional. Namun kondisi tersebut tidak boleh membuat lengah. Upaya dan program pencegahan melalui FKPT harus terus digencarkan.
“IPR kita memang turun. Kita sekarang berada di peringkat 18 dari 34 provinsi. Namun, langkah FKPT untuk membantu pemerintah dalam upaya pencegahan radikalisme harus tetap dikuatkan,” tegas Khairil.
(TIM/ZK-1)