Kalteng Dipersiapkan Menjadi Lumbung Pangan Nasional

PALANGKA RAYA – Kalteng menjadi salah satu daerah sebagai lumbung pangan nasional. Pemerintah mempersiapkan program food estate untuk menjawab kebutuhan pangan nasional.

Menindaklanjuti hal tersebut, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, bertemu dan berdiskusi dengan para petani serta penyuluh pertanian lapangan, yang hadir dalam acara pembinaan penyuluh pertanian dan petani dalam mendukung peningkatan produksi padi dan jagung, di Kota Palangka Raya, Senin (11/12/2023).

Sebagai daerah yang beririsan langsung dengan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kaltim, kata Andi, Kalteng mempunyai peluang besar untuk menjadi daerah penyokong pangan.

“Kalau krisis pangan akan melompat menjadi krisis politik. Kalau sudah menjadi krisis politik, konflik sosial sulit terhindarkani. Sehingga pangan menjadi strategis dalam menjaga keutuhan negara,” katanya.

Menurut Andi, tujuan pemerintah pusat membangun food estate untuk menjaga ketersediaan pangan. Bukan hanya pada tingkat nasional, melainkan juga dunia. “Saat ini kita tanam. Nanti, tiga tahun kemudian, kita sudah swasembada. Tahun keempat kita sudah bisa jadi negara ekspor pangan,” tegas Andi.

NTP Meningkat

Sementara itu, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran mengatakan, food estate akan terus diupayakan membantu pertumbuhan indeks pertanaman dan ekonomi petani.

“Hal ini tergambar dari adanya peningkatan nilai tukar petani (NTP) dari tahun ke tahun. Sampai triwulan III (Oktober 2023) NTP subsektor tanaman pangan, hortikultura dan peternakan telah mencapai 118,77 persen,” katanya.

Sugianto Sabran bilang, tantangan dalam pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan, adalah semakin berkurangnya luas baku sawah (LBS). Hal ini menjadi salah satu penyebab menurunnya produksi padi pada periode lima tahun terakhir.

Selanjutnya, dalam upaya terus meningkatkan produktivitas pertanian, pada tahun 2024, Pemprov Kalteng bekerja sama dengan Bank Kalteng akan meluncurkan program Kartu Tani Berkah, melalui pemberian bantuan kepada petani berupa uang senilai Rp500 ribu untuk pembelian sarana dan produksi pertanian.

Sedangkan untuk meningkatkan produksi padi telah diprogramkan pengembangan beras pera varietas PB-42 dan varietas lokal siam epang. Untuk penanganan pascapanen dilakukan pembangunan RMP dan RTR, serta alsintan seperti mesin pemanen dan mesin perontok padi.

(TIM/ZK-1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *