PALANGKA RAYA – Perekonomian Kalteng tahun 2023 tetap tumbuh positif di tengah ketidakpastian ekonomi global. Secara kumulatif, hingga triwulan III, ekonomi Kalteng berhasil tumbuh 3,30 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan nasional 5,05 persen, dan Kalimantan 5,39 persen.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalteng Taufik Saleh mengatakan, terjaganya ekonomi daerah setempat tetap tumbuh positif, tidak lepas dari sinergi dan kolaborasi bersama. Ia optimistis pertumbuhan ekonomi Kalteng pada 2024 mendatang akan lebih. Efek penurunan produksi bauksit yang ternetralisasi, membuka peluang pertumbuhan sektor pertambangan yang lebih baik.
“Prakiraan kinerja produksi batu bara Kalteng yang akan lebih baik. Ini sejalan dengan meningkatnya target produksi batu bara nasional,” ujarnya, usai mengikuti PTBI Nasional, Rabu (29/11/2023) malam, di Palangka Raya.
Taufik memprakirakan sektor pertanian akan tetap tumbuh terjaga, seiring berakhirnya elnino. Selain itu, membaiknya input bahan baku CPO, serta adanya pengoperasian smelter baru pengolahan galena, diperkirakan mendorong pertumbuhan di sektor industri pengolahan.
Meski begitu, sektor konstruksi akan tumbuh melambat, seiring masuknya tahun politik. Ini akan menyebabkan pelaku usaha cenderung berhati-hati.
Menurut Taufik, tahun 2024, target inflasi nasional kembali pada rentang kisaran 2,5±1 persen pada 2024 dan 2025. Sedangkan untuk Kalteng, tekanan inflasi pada tahun 2024 akan lebih rendah, dan mampu mencapai target inflasi nasional tersebut.
Hal ini karena prakiraan cuaca yang lebih baik, seiring dengan fenomena elnino yang lebih moderat pada tahun 2024. Serta normalisasi dari dampak transmisi kenaikan cukai rokok yang terjadi sepanjang tahun 2023.
(TIM/ZK-1)