PALANGKA RAYA – Indonesia merupakan salah satu dari negara dengan beban TBC tertinggi di dunia. Tepatnya kembali menjadi yang kedua setelah India.
Tahun 2023 terjadi peningkatan estimasi insiden TBC di Indonesia. Dari 969.000 di tahun 2022 menjadi 1.060.000 pada tahun 2023, dengan angka kematian 52 orang per 100.000 penduduk. Ini lantaran tidak tercapainya target penemuan kasus TB di Indonesia, sehingga potensi penularan terus terjadi.
“Oleh karena itu, kita harus giat melakukan koordinasi dan kerja sama lintas sektor. Agar cita-cita eliminasi TBC 2030 dan Indonesia Bebas TBC 2050 dapat tercapai,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul, saat membuka Pertemuan Validasi Data Tuberkulosis Batch 1, Senin (6/11/2023), di Palangka Raya.
Suyuti bilang, capaian indikator utama program TBC di tingkat nasional tahun 2022, mencakup indikator penemuan dan pengobatan (treatment coverage) pada TBC sensitif obat maupun TBC resisten obat di angka 66 persen. Sementara di tahun 2023, Kemenkes menginstruksikan agar treatment coverage dapat mencapai target 90 persen.
“Hal ini merupakan sebuah tantangan bagi kita semua untuk dapat berusaha lebih keras untuk mencapai target tersebut,” ujarnya.
Kondisi di Kalteng
Di Kalteng sendiri, pada tahun 2023 estimasi kasus TBC menurun cukup signifikan, dari 10.689 pasien menjadi 7.637 pasien. Tetapi progres upaya mengejar target penemuan kasus pada tahun 2023 masih berjalan lambat.
Karena hingga bulan Oktober 2023 capaian penemuan kasus TBC berjumlah 4.678 pasien atau masih di angka 43 persen (menggunakan estimasi beban TBC Kalteng 10.689). Angka ini masih di bawah rata-rata nasional, yaitu 59 persen. Sedangkan capaian pemeriksaan suspek TBC (SPM) masih di angka 62 persen. Ini juga di bawah rata-rata nasional 80 persen.
Sementara angka keberhasilan sebesar 78 persen atau di bawah rata-rata nasional, yaitu 82 persen. Upaya penemuan kasus TBC selalu diawali dengan penjaringan suspek.
“Pasien TBC RO di Kalteng tahun 2023 sebanyak 41 pasien. Namun yang memasuki tahap pengobatan hanya 29 pasien,” beber Suyuti.
Di sisi lain, rumah sakit fasilitas layanan pengobatan TBC RO di Kalteng, saat ini masih terkonsentrasi di Kota Palangka Raya, Pangkalan Bun, dan Sampit. Sedangkan fasilitas TCM sudah tersedia di seluruh kabupaten.
(TIM/ZK-1)