PALANGKA RAYA – Puluhan generasi muda yang terdiri atas mahasiswa, siswa SMA/sederajat, Forum Anak Daerah, dan GenRE (generasi berencana), mengikuti Pelatihan Deteksi Dini Kasus Kekerasan.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kependudukan dan Keluarga Berencana (P3APPKB) Provinsi Kalteng Linae Victoria Aden, mengungkapkan pentingnya pelatihan ini. Karena perempuan dan anak juga memiliki peran serta pengaruh yang cukup besar dalam upaya pembangunan. Tidak hanya bersifat jangka pendek, namun juga jangka panjang dalam menciptakan generasi yang tangguh, berkualitas, berakhlak dan berdaya saing di masa depan.
“Masih banyak masyarakat yang enggan untuk melapor kasus kekerasan karena berbagai faktor dan alasan. Tak jarang pula korban kekerasan mengalami dampak sangat berat, hingga menimbulkan rasa tidak berdaya dalam melakukan aktivitas sehari-hari,” katanya.
Oleh sebab itu, peran masyarakat, termasuk mahasiswa/pelajar dan organisasi/lembaga, untuk melakukan pendekatan kepada teman sebayanya. Tentunya akan dapat memaksimalkan upaya mewujudkan perlindungan perempuan, kesetaraan gender, dan perlindungan anak.
“Kekerasan terhadap perempuan dan anak bagaikan fenomena gunung es. Kasus kekerasan yang terlaporkan hanya sedikit, sedangkan yang tidak terlaporkan masih sangat banyak,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, Linae berharap, organisasi atau lembaga penyelenggara pendidikan, memiliki SDM yang mampu mendeteksi dini kasus kekerasan. Kemudian, memiliki kepekaan dan pemahaman, serta keterampilan awal dalam membantu korban kekerasan. Supaya layanan kepada korban perempuan dan anak menjadi lebih maksimal.
(TIM/ZK-1)