1.000 Hari Pertama Kehidupan Penentu Stunting

PALANGKA RAYA – Masa 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) merupakan fase yang sangat penting. Sebab, fase ini akan mempengaruhi perkembangan anak secara keseluruhan.

1.000 hari sejak anak berada dalam kandungan hingga berusia dua tahun, bahkan menjadi penentu seorang anak mengalami stunting atau tidak. Jika dibiarkan, stunting akan berdampak pada rendahnya kualitas SDM, dan daya saing bangsa.

Begitu kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kependudukan dan Keluarga Berencana (P3APPKB) Provinsi Kalteng Linae Victoria Aden, saat membuka sosialisasi 1.000 hari pertama kehidupan kepada masyarakat di Kelurahan Petuk Katimpun, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangka Raya, Senin (14/8/2023) lalu.

Oleh sebab itu, ia berharap, segenap masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam mensosialisasikan gerakan 1.000 HPK, sebagai salah satu upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting di Kalteng.

Lebih jauh Linae menerangkan, penyebab dasar terjadinya kurang gizi adalah masalah ekonomi, yang ditandai dengan rendahnya daya beli masyarakat. Sehingga menyebabkan rendahnya ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga. Ini dapat menyebabkan rendahnya asupan zat gizi.

Selain karena rendahnya asupan zat gizi, stunting juga dapat disebabkan oleh pola pengasuhan balita yang kurang baik. Kemudian, buruknya kondisi sanitasi lingkungan, dan kurang tersedianya sarana air bersih. Serta kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan.

“Mengingat penyebab masalah gizi adalah multifaktor, maka upaya yang harus dilakukan dalam mengatasinya juga harus melalui pendekatan multisektor,” papar Linae.

(TIM/ZK-1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *