PALANGKA RAYA – Meningkatnya kasus PTM secara signifikan akan menambah beban masyarakat dan pemerintah. Sebab, penanganannya membutuhkan waktu yang tidak sebentar, biaya yang besar, dan teknologi tinggi.
Oleh sebab itu, pemerintah terus berupaya menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit tidak menular (PTM). Upaya itu dilakukan melalui kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif di masyarakat dan fasilitas pelayanan kesehatan.
Demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul, di hadapan peserta pelatihan pelayanan terpadu penyakit tidak menular di fasilitas kesehatan tingkat pertama.
Di antara upaya itu adalah kegiatan posbindu PTM di sekolah, tempat kerja, jemaah haji, lapas/rutan, dan lain-lain. Juga pelayanan PTM terpadu di FKTP (hipertensi-DM terpadu, IVA-IMS-KB terintegrasi, TB-DM terintegrasi dan pendekatan praktis penyakit paru). Kemudian, pembatasan konsumsi gula, garam, dan lemak. Hingga upaya berhenti merokok dan surveilans faktor risiko PTM.
“Kemenkes memasukkan beberapa indikator peningkatan pengendalian PTM. Diantaranya, prevalensi tekanan darah tinggi, prevalensi obesitas penduduk 18 tahun ke atas, dan persentase merokok penduduk usia kurang dari atau sama dengan 18 tahun,” bebernya.
(TIM/ZK-1)