PALANGKA RAYA – Sebanyak 92,7 persen bayi usia 0-11 bulan di Kalteng telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap (IDL) pada 2022 lalu. Sedangkan tahun 2023 sampai dengan April, jumlah bayi yang telah mendapatkan IDL sebanyak 21,1 persen dari estimasi sasaran 44.376 bayi.
Data ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul saat membuka Pertemuan Evaluasi dan Validasi Data Pelaksanaan Imunisasi Rutin, Selasa (30/5/2023), di Palangka Raya.
Menurut Suyuti, kegiatan imunisasi merupakan salah satu program prioritas nasional dari Kementerian Kesehatan. Imunisasi merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk mencapai berbagai target kesehatan, baik secara global maupun nasional.
“Imunisasi merupakan salah satu tindakan pencegahan penyebaran penyakit ke wilayah lain,” katanya.
Suyuti bilang, imunisasi terbukti sangat cost effective dalam menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit. Dengan imunisasi, penyakit cacar telah berhasil dibasmi, dan Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar pada tahun 1974.
Suyuti menambahkan, Indonesia bersama dengan negara-negara lainnya berkomitmen untuk mencapai berbagai target. Antara lain, eradikasi polio, eliminasi campak rubella, dan mempertahankan status eliminasi tetanus maternal dan neonatal. Untuk dapat mencapai target tersebut perlu memperhatikan kemungkinan angka drop out yang terjadi pada setiap pemberian imunisasi.
“Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan upaya program dan sektor, serta dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan dalam periode sebelumnya. Beberapa indikator sudah mencapai target, namun tetap perlu dilakukan penguatan pelayanan imunisasi dan melakukan mapping pada daerah-daerah dengan risiko tinggi terjadinya KLB PD3I sampai pada level tingkat bawah,” demikian Suyuti.
(TIM/ZK-1)