PALANGKA RAYA – Anjloknya harga getah karet menyebabkan para petani getah di sejumlah wilayah di Kalimantan Tengah (Kalteng) beralih pekerjaan. Legislator Bumi Tambun Bungai berharap kondisi demikian segera mendapat perhatian jajaran pemerintah daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
Anggota DPRD Provinsi Kalteng Siswandi membenarkan kondisi sulit yang dihadapi para petani getah karet tersebut. Bahkan dari pantauannya, petani getah karet di di Kabupaten Barito Selatan (Barsel) ada yang terpaksa beralih profesi menjadi penambang emas.
“Menjadi penambang emas tersebut tentunya menimbulkan masalah baru, karena aktivitas para warga dianggap sebagai pertambangan tanpa izin (PETI) dan sering ditindak oleh aparat penegak hukum,” ungkap Siswandi, di Gedung DPRD Kalteng, baru-baru ini.
Menurutnya, para petani sebenarnya lebih suka menyadap getah karet daripada menambang emas. Namun, anjloknya harga komoditas tersebut membuat mereka terpaksa mencari pekerjaan lain untuk memenuhi tuntutan kebutuhan hidup.
Siswandi melanjutkan, diperlukan perhatian pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk mengembalikan harga getah karet ke kisaran Rp 10 ribu hingga Rp 13 ribu per kilogram.
“Sekarang ini kan harga berbagai komoditas semakin mahal. Jadi, wajar mereka (petani karet) berharap harga per kilogram getah karet Rp10 ribu hingga Rp13 ribu. Semoga harapan ini bisa dipenuhi pemerintah,” sebut legislator dari daerah pemilihan IV yang meliputi Kabupaten Barsel, Barito Timur, Barito Utara, dan Murung Raya itu. (TIM/ZK-1)