PALANGKA RAYA- Provinsi Kalimantan Tengah ternyata secara kumulatif sejak Tahun 2015, terdapat kasus HIV-AIDS sebanyak 2.340 orang terdiri dari HIV 1.354 orang. Sedangkan AIDS sebanyak 986 orang.
Meski angka tersebut kecil jika dibandingkan dengan estimasi Nasional lainnya bahwa di Kalteng ada 4.310 kasus HIV-AIDS. Artinya baru 54% saja kasus HIV-AIDS yang berhasil ditemukan. Sedangkan 46% lainnya belum ditangani. Inilah yang menjadi tugas besar semua pihak untuk dapat memecah gunung es dalam hal ini 46% kasus yang masih tersembunyi tersebut.
Data itu disampaikan secara langsung Plt Kepala Disnakertrans Provinsi Kalteng Farid Wajdi saat membacakan membacakan sambutan tertulis Gubernur Kalteng Sugianto Sabran selaku Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Kalteng pada Senam Bersama dalam rangka Peringatan Hari AIDS Sedunia di depan TVRI jalan Yos Sudarso,kemarin, Minggu (4/12/2022).
Disampaikan dengan memperhatikan angka-angka tersebut, bahwa perkembangan kasus penularan HIV AIDS harus menjadi keprihatinan kita bersama. Apalagi saat ini, penularan pada ibu rumah tangga dan ibu hamil hingga pada anak-anak terus meningkat.
“HIV AIDS yang dulu hanya terdeteksi di komunitas beresiko tinggi saja, seperti kalangan pekerja seks dan pelanggannya kini telah menyebar ke kalangan umum,” ungkap Farid.
Dia mengharapkan adanya dukungan saudara sekalian untuk mengatasi tantangan tersebut. Mungkin dapat dimulai dengan membicarakan persoalan-persoalan menyangkut HIV AIDS dalam keluarga baik formal atau informal sebagai bentuk edukasi dan programkan kegiatan – kegiatan terkait pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di Instansi maupun badan, Lembaga hingga Dinas,
“Tantangan penanggulangan AIDS di Indonesia cukup besar diantaranya upaya pencegahan yang belum optimal, cakupan pengobatan yang rendah, masih dirasakannya ketidaksetaraan dalam pelayanan HIV khususnya bagi perempuan anak dan remaja, serta masih tingginya stigma dan diskriminasi.Maka itu jangan sampai terjadi,”tandasnya.
Sementara itu Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Prov. Kalteng Saidah Suryani mengatakan pada dasarnya perkembangan AIDS di Kalteng kasusnya mencapai 2ribu itu hanya dari Dinas Kesehatan.
Karena dari KPA sendiri, tidak semua KPA di Kabupaten/Kota merata. Paling aktif hanya Kota Palangka Raya, Kabupaten Kotim dan Kobar. Adapun yang paling tinggi kasusnya adalah Kota Palangka Raya.”Tugas Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Kalteng itu kan pencegahan, sosialisasi dan edukasi,” sebutnya.
Ia menekankan memang trend atau beberapa tahun yang lalu angka HIV didominasi oleh WPS/Wanita Pekerja Seks, pengguna Narkoba dan lain sebagainya. Tapi trend yang sekarang atau beberapa tahun belakangan ini datanya diisi bukan lagi WPS (hanya 3 atau 4%) yang paling besar LSL/Lelaki Sex Lelaki (di atas 50%).
“Kategori yang masuk dalam LSL adalah homo dan heteroseksual yang didominasi pelajar dan mahasiswa. Saya berharap tidak hanya Lembaga KPA saja yang berusaha mencegah HIV-AIDS. Diperlukan kerja sama dengan Lembaga-lembaga lain termasuk Lembaga Kesehatan. Disini mitra kami adalah Dinas Kesehatan, Rumah Sakit sebagai rujukan pasien yang sudah HIV AIDS dan Lembaga pendidikan,” tandas Saidah.(OD/ZK-1)