Presiden Joko Widodo Yakinkan Indonesia Miliki Kekuatan Besar

Hadiri Acara Kompas 100 CEO Forum Tahun 2022

JAKARTA- Secara lugas Presiden RI Joko Widodo menekankan bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam yang besar, yang membuat banyak negara sebetulnya bergantung kepada Indonesia, misalnya terkait batu bara dan minyak sawit mentah.

Selain itu juga memiliki sumber daya manusia yang besar. Nanti akan muncul bonus demografi 2030. Diperkirakan tenaga produktif saat itu akan mencapai 201 juta orang.

Ungkapan itu saat disampaikan presiden saat menyampaikan  pidato kunci dalam acara Kompas 100 CEO Forum Tahun 2022 di Istana Negara, Jakarta,kemarin,Jumat (2/11/2022).

“Negara kita ini memiliki potensi besar, memiliki kekuatan besar, tapi sering kita lupakan.  Kita memiliki sumber daya alam yang besar, yang membuat banyak negara sebetulnya bergantung kepada Indonesia, misalnya terkait batu bara dan minyak sawit mentah. Kita juga memiliki sumber daya manusia yang besar. Nanti akan muncul bonus demografi 2030. Diperkirakan tenaga produktif kita saat itu akan mencapai 201 juta orang,” tegasnya.

Jokowi menekankan, Indonesia juga memiliki pasar yang besar, termasuk pasar ASEAN yang mencapai 600 juta penduduk. Dan dari sisi geografis, posisi Indonesia juga sangat strategis karena berada di jalur perdagangan dunia.

“Kekuatan inilah yang harus kita ingat-ingat terus dalam rangka membangun sebuah strategi besar bisnis negara, strategi besar ekonomi negara agar kita bisa mencapai visi yang kita inginkan. Atas hal itu saya  menggaungkan optimisme kepada semua pihak dalam menghadapi berbagai masalah yang melanda dunia saat ini dan kedepannya,” tegasnya.

Presiden menjelaskan alasan untuk tetap optimistis adalah karena Indonesia memiliki potensi dan kekuatan besar, antara lain sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang melimpah.

“Berkali-kali saya sampaikan, kita ini memiliki potensi besar, memiliki kekuatan besar, tapi sering kita lupakan. Kita memiliki sumber daya alam (SDA), kita memiliki SDM, nanti akan muncul bonus demografi 2030 diperkirakan 201 juta tenaga produktif kita,” ujar Presiden.

Ia mengingatkan lagi, Indonesia juga memiliki pasar yang besar, termasuk pasar ASEAN yang mencapai 600 juta penduduk. Dari sisi geografis, posisi Indonesia juga sangat strategis karena berada di jalur perdagangan dunia.

“Kekuatan inilah yang harus kita ingat-ingat terus dalam rangka membangun sebuah strategi besar bisnis negara, strategi besar ekonomi negara agar kita bisa mencapai visi yang kita inginkan,” ungkapnya.

Presiden menambahkan, Indonesia sudah lama menganut keterbukaan ekonomi. Namun, Presiden menegaskan bahwa keterbukaan ekonomi tersebut jangan sampai disalahartikan. Presiden mencontohkan, sejumlah negara di Amerika Latin yang sudah menerapkan keterbukaan ekonomi sejak 1950-an dan 1960-an, justru tetap menjadi negara berkembang hingga saat ini.

“Apa yang terjadi? Sudah lebih dari 50, 60, 70 tahun, negara mereka menjadi negara berkembang terus. Saya ikuti, ini ada apa? Ada problem apa di sini? Problemnya mengartikan keterbukaan itu membuka seluas-luasnya untuk investor. Ini benar, tapi hati-hati,” jelasnya.

Presiden memandang hal yang berbeda terjadi di Taiwan dan Korea Selatan yang kemudian membuat pemerintah mendesain strategi besar, yaitu harus membuat negara lain bergantung kepada Indonesia.

Menurut Presiden, banyak negara yang sebetulnya bergantung kepada Indonesia, misalnya terkait batu bara dan minyak sawit mentah atau CPO.

“Sebetulnya ini sudah beberapa kali saya cek, siapa sih yang tergantung pada kita? Ternyata banyak sekali. Begitu batubara kita stop dua minggu saja, yang telepon ke saya banyak sekali kepala negara, perdana menteri, presiden. Oh ini tergantung, tergantung, banyak sekali, saya kaget juga, urusan batu bara. Makanya saya harus utamakan rakyat saya dulu,” tandasnya.(OD/ZK-2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *