PALANGKA RAYA – Pertanian dengan sistem organik saat ini tengah dikembangkan sebagai salah satu solusi untuk mengatasi keterbatasan lahan. Sistem organik hasil pertanian juga lebih sehat karena bebas dari bahan kimia.
Wakil Ketua II Komisi C DPRD Kota Palangka Raya, Arthur Apriossi Tuwan, mendorong agar Pemerintah Kota (Pemkot) Palangka Raya, untuk mengembangkan dan mempromosikan pertanian organik sebagai salah satu solusi pertanian di masa depan.
“Pemerintah harus membekali para petani dengan pengetahuan termasuk penggunaaan pestisida dalam jangka panjang berbahaya bagi kesehatan. Selain itu pupuk alami bisa dibuat sendiri oleh para petani yang akan menghemat biaya operasional,” papar Arthur, Minggu (15/5/2022).
Arthur menerangkan tanaman-tanaman yang dikelola secara organik justru lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Ini dimungkinkan karena tanaman tersebut tumbuh di tanah yang subur dan sehat serta sesuai dengan kebutuhannya.
Selain itu ia menambahkan, mikroorganisme berperan penting menjaga keseimbangan ekosistem dan kesuburan tanah. Jika tanah dan tumbuhan banyak terkena bahan kimia atau sintetik, maka pertumbuhan mikroorganisme akan terhambat sehingga keseimbangan ekosistem tanah akan terganggu.
“Dengan menggunakan pupuk dan bahan organik dalam bertani, tanaman akan tumbuh lebih subur dan sehat, sehingga lebih tahan dari serangan hama dan penyakit, dan hasilnya tentu lebih aman untuk dikonsumsi karena bebas dari paparan zat kimia,” terangnya.
Arthur mengatakan, untuk mengubah lahan konvensional menjadi lahan organik memang butuh proses dan kesabaran. Ada yang memakan waktu satu tahun, ada juga yang sudah siap tanam dalam waktu enam bulan.
Hal ini tergantung pada kondisi lahan sebelumnya.Jika kondisi kerusakan lahan sebelumnya tergolong tidak terlalu parah, maka proses ‘recovery’ lahan tidak terlalu lama, dengan cara pemberian pupuk organik yang cukup secara teratur. Demikian juga dengan pola tanam harus diperbaiki.
“Untuk mendorong petani beralih ke sistem organik, butuh dukungan dari pemerintah melalui dinas terkait, bantuan yang dibutuhkan antara lain pelatihan bercocok tanam organik, pelatihan cara pembuatan pupuk organik, serta peralatan mesin pencacah untuk pembuatan kompos,” pungkasnya. (Zk-3)