BOGOR – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut Indonesia memiliki potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia sangat besar, sehingga dengan potensi tersebut dapat menjadikan pertanian sebagai kekuatan utama pembangunan di masa depan.
“Kalau kita mau membangun bangsa ini, sektor yang paling siap adalah pertanian. Sumber dayanya sudah ada, tapi semuanya harus dikejar lebih cepat,” kata Syahrul Yasin Limpo saat menyampaikan kuliah umum di Kampus Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, Selasa (24/8).
Kuliah umum tersebut dihadiri sejumlah pejabat di Kementerian Pertanian, duta petani milenial, serta sekitar 6.000 mahasiswa Polbangtan, baik hadir secara langsung maupun secara virtual melalui layanan zoom meeting.
Menurut Syahrul Yasin Limpo, perkembangan teknologi digital yang pesat saat ini, semakin mendorong percepatan pembangunan pertanian Indonesia.
“Manfaat yang kita rasakan. bahwa hari ini kita semua bisa bertemu di sini dari berbagai tempat secara virtual. Ini menunjukkan bahwa ada perubahan era. Di era teknologi digital saat ini, pertanian bisa lebih baik dibandingkan pada era sebelumnya karena semua sudah terfasilitasi secara digital,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Syahrul juga meminta generasi milenial dapat meninggalkan pola pikir lama dalam bertani karena dinilai sudah selesai. “Kalau tidak mengubah cara lama, kita akan tertinggal dan mati,” katanya.
Mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini juga memberikan beberapa tips kepada para pemuda yang memilih profesi sebagai petani. Menurut dia, untuk sukses menjadi petani milenial, ada sejumlah kriteria yang harus dimiliki, pertama, harus terkoneksi, baik dengan alam, manusia, dan juga ilmu pengetahuan.
“Pemerintah Indonesia saat ini sedang menggiatkan ekspor, maka kita harus tekoneksi dengan pasar internasional dan berani berinteraksi dengan negara lain,” katanya.
Kedua, menjadi petani milenial harus mampu berkompetisi sehat. “Dalam menciptakan iklim kompetisi sehat, sesama petani tidak boleh saling sikut dan
menjatuhkan, tapi bisa maju dengan kemampuan positif,” katanya.
Ketiga, kritis dan memiliki komitmen tinggi. Menjadi petani milenial, harus bisa kritis dan mengkritisi diri sendiri untuk melangkah maju. “Menjadi petani milenial juga harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap diri sendiri, dengan tugas-tugas sebagai petani, dalam ibadah kepada Tuhan.
Syahrul juga menyebut, menjadi petani milenial, harus mampu menguasai teknoologi digital, sehingga perkembangan teknologi digitak yang pesat dan inovasi baru dapat menjadi kekuatan untuk maju, “Kuncinya semangat dan berani kerja keras,” katanya.
Syahrul mendorong para pemuda yang memiliki pengetahuan dan minal di bidang pertanian untuk terjun ke sektor pertanian, khususnya alumni Polbangtan. “Menjadi petani milenial itu keren,” katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, pada kesempatan tersebut, mengharapkan, melalui kesempatan kuliah umum, mahasiswa Polbangtan Bogor dan Polbangtan di seluruh Indonesia bisa menyerap ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh Menteri Pertanian.
“Kita harapkan para mahasiswa Polbangtan setelah lulus bisa menjadi menciptakan lapangan kerja sendiri, yakni pengusaha petani milenial. Petani milenial ini disiapkan menjadi petani pengusaaha yang berjiwa entrepreneur,” katanya.
(Ant/Zk-2)