BANTUL – Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia sejak Maret 2020 dan belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir sampai saat ini telah berdampak terhadap kondisi ekonomi masyarakat terutama mereka yang memiliki usaha di sektor produksi skala rumahan.
Masyarakat yang terkena imbas itu harus berupaya agar kebutuhan hidup sehari-hari tetap bisa terpenuhi. salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan menekuni usaha budi daya perikanan sebagai upaya mencari pendapatan di tengah pandemi COVID-19.
Budi daya perikanan bisa menjadi salah satu usaha yang menjanjikan karena ikan yang memiliki sumber protein makin digemari masyarakat semua kalangan, sekaligus menjadikan tubuh tetap sehat bagi pembudi daya karena melakukan aktivitas di tempat terbuka.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Yus Warseno menyatakan hasil perikanan merupakan bahan pangan yang sangat berpotensi dalam mendukung ketahanan pangan dikarenakan pada kondisi pandemi ini dibutuhkan sumber protein asal ikan yang murah.
Karena itu, pemerintah daerah sangat mendorong pertumbuhan usaha budi daya perikanan di masyarakat saat pandemi COVID-19 ini, dengan mengoptimalkan potensi lahan yang ada, baik di pekarangan, kolam, maupun lahan yang sempit dengan sistem hemat lahan dan air.
Melalui berbagai kesempatan pertemuan dengan kelompok masyarakat, instansinya gencar memasyarakatkan budi daya ikan yang mudah untuk dikembangkan masyarakat seperti lele, nila, dan gurami.
Berbagai jenis ikan tersebut mudah diakses oleh masyarakat dari kelas bawah, menengah, dan atas, apalagi dengan mengonsumsi ikan diharapkan dapat menjaga kesehatan, kecerdasan, kekuatan badan dalam mendukung aktivitas usahanya dan menstabilkan perekonomian keluarga.
Salah satu kelompok pembudi daya ikan di Bantul adalah Kelompok Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Tunas Muda Peduli di Desa Panggungharjo, Sewon, yang dibentuk Muh Yainun Ikhsan dengan tujuanmengajak masyarakat untuk melakukan budi daya ikan.
Berbagai macam ikan, salah satunya ikan nila dibudidayakan dengan siatem bioflok. Tahapan yang dilakukan mulai dari pembenihan, pembesaran, hingga pengolahan kuliner, sehingga hasilnya dapat dipasarkan baik dalam bentuk ikan segar maupun olahan.
Yus Warseno menjelaskan bahwa untuk potensi budi daya perikanan di Bumi Projotamansari ini masih sangat luas, karena selain didukung dengan ketersediaan lahan juga sumber air yang mencukupi untuk perawatan ikan.
Bantul diapit dua sungai besar yaitu Sungai Opak dan Sungai Progo, kemudian ada Bendungan Kamijoro, Bendung Tegal, dan didukung fasilitas pengairan seperti irigasi teknis yang memadai, sehingga diharapkan ke depan akan berkembang budi daya ikan bersama padi (mina padi) dan budi daya udang bersama padi (Ugadi).
Salah satu pengembangan budi daya mina padi di Bantul dilakukan oleh kelompok Sedyo Makmur Polaman, Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu. Budi daya perikanan yang merupakan bantuan dari pemerintah melalui Balai Besar Budidaya Air Payau Sukabumi, Jawa Barat, itu sudah panen raya beberapa waktu lalu.
Karena itu, Yus Warseno berkata Bantul sangat berpotensi untuk berkembangnya usaha perikanan, dan di wilayah Sedayu yang sudah panen raya mina padi seluas 15 hektare pada 2020 akan dikembangkan lagi seluas 10 hektare untuk dapat menambah pendapatan para petani, dan menjadi contoh para petani lain pada masa pandemi COVID-19 ini.
Apalagi, usaha yang memanfaatkan genangan air sawah ditanami padi sebagai kolam ikan tersebut menyajikan keuntungan ganda yang akan didapat petani, itu yakni panen padi dengan kualitas organik yang digemari masyarakat serta panen ikan yang dapat meningkatkan gizi masyarakat.
Oleh karena itu, budi daya mina padi didorong dikembangkan berkelanjutan karena diyakini dapat menjadi solusi untuk meningkatkan penghasilan petani, bahkan dapat dikembangkan menjadi agrowisata, sehingga berdampak terhadap pendapatan masyarakat.
Selain itu, program Mina Padi memiliki banyak keuntungan, antara lain produktivitas padi meningkat walaupun lahan padi relatif lebih sempit, hama padi berkurang karena ada ikan yang bisa sebagai predator bagi hama tanaman pangan itu.
Untuk pemupukan cukup satu kali karena kotoran ikan bisa menjadi pupuk alami, tidak perlu penyemprotan pestisida, sehingga bisa menjadi padi organik dan bisa memperoleh pendapatan tambahan selain dari panen padi juga dari hasil panen ikan.
Pengembangan sentra budi daya ikan
Pemerintah Kabupaten Bantul juga telah bekerja sama dengan Departemen Perikanan UGM guna mengembangkan Sentra Budi Daya Ikan Berbasis Kawasan, salah satunya di kelompok budi daya ikan Mina Dompon Sejahtera Desa Gilangharjo, Pandak, agar dapat dilaksanakan secara berkelanjutan.
Kegiatan yang dilaksanakan antara lain, pelatihan budi daya mulai dari pemilahan, pembesaran, penanganan penyakit, kelembagaan kelompok, pengolahan, pemasaran serta pembuatan pakan alami.
Pemkab mengharapkan kegiatan di sentra budi daya perikanan dapat berkembang mulai dari perbenihan hingga pemasaran dan pengolahan dapat dikelola oleh kelompok, dan juga kelompok akan mendapat bimbingan dan pengarahan guna kemajuan usaha.
Pelatihan budidaya perikanan
Pertumbuhan usaha budidaya perikanan harus diimbangi dengan pengetahuan dan teknologi tepat dalam mengelola kegiatan tersebut, sehingga dapat membuahkan hasil maksimal, karena itu perlunya pelatihan bagi kelompok yang difasilitasi pemerintah.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Yus Warseno mengatakan, perkembangan sektor perikanan di Bantul sangat pesat, bahkan secara produksi pada tahun 2020 mengalami peningkatan dibanding sebelumnya.
Karena itu, upaya dinas adalah dengan terus mendukung dengan kegiatan pelatihan budidaya ikan kepada kelompok-kelompok baru, baik menggunakan anggaran bersumber dari APBD dan APBN pusat, dan pemberian berbagai bantuan sarana prasarana.
Bagi kelompok masyarakat yang ingin mendapatkan pelatihan budidaya perikanan dapat mengajukan permohonan ke dinas, sehingga nantinya akan diverifikasi untuk diprogramkan pemerintah.
Meski demikian, masyarakat diharapkan terus berbudidaya ikan dengan mengembangkan tekhnologi terapan agar lebih efisien, maju, mandiri dan modern agar terjamin kuota, kualitas dan kontinyuitas, sehingga otomatis kesejahteraan akan dapat meningkat
Dalam mendukung suplai benih ikan untuk usaha budidaya perikanan di Bantul, telah berdiri lima UPTD Balai Budidaya Ikan (BBI), yaitu BBI Barongan Jetis dengan komoditas ikan nila, mas, gurame, lele, tawes. Kemudian BBI Sanden dengan komoditas nila, ikan mas, gurame, lele, tawes.
Selanjutnya BBI Gesikan Pandak dengan komoditas nila, mas, gurame, lele. Dan BBI Krapyak Desa Panggungharjo dengan komoditas nila dan lele, serta BBI Pundong Jalan Parangtritis Pundong yang dalam pengembangan. (Ant/Zk-2)